Morfologi
Kaktus termasuk ke dalam golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya. Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme tertentu.
Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari, kaktus juga mengambil CO
2 dari lingkungan dan menyimpannya di vakuola untuk digunakan ketika
fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari). Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam. Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap
herbivora. Bunga kaktus yang berfungsi dalam reproduksi tumbuh dari bagian ketiak atau areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki tangkai bunga.
Kaktus dengan duri yang panjang serta tajam.
Hama dan penyakit
Penyakit yang umumnya menyerang kaktus disebabkan oleh bakteri dan cendawan.
Infeksi akibat bakteri dan cendawan dapat menyebar dengan cepat
sehingga perlu dilakukan pembuangan bagian yang terinfeksi kemudian
dilakukan pencangkokan. Hama yang sering menyerang kaktus adalah tungau (
Tetranychus urticae) dan kutu yang menghisap cairan kaktus. Kerusakan bagian tertentu dari kaktus juga dapat disebabkan terbakarnya jaringan akibat sinar matahari.
Apabila kaktus yang biasa diletakkan di tempat teduh secara tiba-tiba
dipindahkan ke lokasi yang terkena sinar matahari secara langsung maka
akan timbul perubahan warna menjadi putih atau coklat pada bagian yang
terekspos oleh sinar matahari.
Kegunaan kaktus bagi manusia
Berbagai jenis kaktus telah lama dimanfaatkan manusia sebagai sumber pangan, salah satunya adalah
Opuntia. Spesies ini banyak dikultivasi untuk diambil buah dan batang mudanya. Buah
Opuntia banyak diolah menjadi selai yang disebut
queso de tunaSementara itu, batang muda
Opuntia yang dikenal sebagai
nopalitos akan dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam cuka asam-manis. Sekarang ini,
Opuntia juga masih dimanfaatkan sebagai pakan ternak, kosmetik, dan obat-obatan.Dulunya, spesies kaktus
Carnegiea gigantean dimanfaatkan sebagai bahan dasar tepung untuk pembuatan roti. Namun tepung ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena masyarakat lebih menyukai tepung dari jagung. Bagian akar dari
Echinocactus platycanthus juga diolah dalam cairan gula untuk dijadikan permen. Bagian akar berkayu ataupun pembuluh vaskular yang mengandung lignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bahan bakar.
Konservasi kaktus
Dewasa ini, berbagai spesies kaktus terancam punah karena adanya
perusakan habitat alaminya dan eksplorasi berlebihan yang dilakukan
manusia.Dulunya, kaktus diimpor dalam jumlah besar ke Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan Jepang karena termasuk komoditi yang menguntungkan. Namun, perdagangan kaktus tersebut mulai dihentikan sebelum Perang Dunia II.Saat ini, kaktus termasuk di dalam daftar Apendiks I dan II Convention on Internasional Trade in Endangered Species (CITES) yang memberikan proteksi kepada tanaman ini. CITES juga menggalakkan usaha propagasi buatan untuk melestarikan kaktus. Tanaman hasil propagasi atau perbanyakan buatan merupakan tanaman yang berasal dari biji, propagula, maupun stek yang ditanam pada lingkungan terkontrol. Beberapa negara juga melarang dengan keras perdagangan kaktus, terutama ke luar negeri. Beberapa usaha konservasi kaktus pun telah dilakukan, di antaranya adalah pelestarian
ex situ di dalam tanaman botani.Hal.128-138
0 komentar:
Posting Komentar